11 Cara Budidaya Cabe Rawit Setan dari Biji sampai Panen

Cabe (Capsicum sp.) merupakan salah satu jenis sayuran penting yang dibudidayakan secara komersial di Negara tropis. Tercatat berbagai spesies cabe yang telah didomestikasi, namun hanya Capsicum annum L. dan C. frutescens L. yang memiliki potensi ekonomis (Sulandari, 2004). Cabe rawit (Capsicum frutescens L.) merupakan salah satu tanaman hortikultura dari jenis sayuran yang memiliki buah kecil dengan rasa yang pedas.
Cabe
Cabe Setan Tumbuh Lebat
Tanaman cabe sangat mudah ditanam di lahan apa saja, cabe dapat hidup di tanah yang sempit, di polybag dan berbagai tempat yang subur. Nah cabe yang dengan mudah nya ditanam di berbagai tempat, membuat banyak orang menanamnya, namun ada baiknya cabe di tanam menggunakan beberapa teknik agar tumbuh dengan cepat dan panen dengan lebat. Berikut cara budidaya cabe rawit dari biji sampai pasca panen. 

Budidaya Tanaman Cabe Rawit


1. Pembibitan

Biji cabe rawit harus disemaikan lebih dulu sebelum ditanam. Untuk mempercepat pertumbuhannya , biji cabe sebaiknya direndam dahulu dalam air selama 24 jam sebelum ditanam. Perlu diperhatikan bahwa biji cabe yang baik adalah biji yang betul-betul masak dan kering. 

Cara menyemai biji cabe bermacam-macam , ada yang menggunakan kotak pesemaian, pesemaian di lapangan, kantung plastik atau kantung dari daun kelapa, enau, pisang dll. Tanah yang digunakan untuk pesemaian menggunakan tanah yang subur dan bebas dari gangguan hama dan penyakit.
Pembibitan Cabe
2 Mahasiswi sedang mengelola bedengan
Pesemaian sebaiknya menggunakan atap dari daun rebu, daun kelapa maupun daunan lainnya agar suasana menjadi lebih lembab dan tanaman tidak terkena sinar matahari langsung. Atap dapat dibuka atau ditutup menurut keperluan. 

Kalau pagi sampai jam 10.00 atap dibuka, kemudian sesudah panas lebih dari jam 10.00 atap ditutup kembali . Kalaupersemaian dibuat dalam kotak kecil dapat dimasukkan  dalam rumah.

2. Pengolahan Tanah

Tanah harus dibajak dan dicangkul cukup dalam. Maksud pencangkulan tanah adalah untuk membalik tanah dan menggemburkan tanah. Tanah liat walaupun sudah dicangkul atau dibajak menjadi gembur , cangkul lebih dalam (30-40 cm) dan diberi pupuk organik, misalnya kompos atau pupuk kandang dan dapat ditambahkan pasir.
Tanah di Olah
Siswi sedang mencangkul
Bila pupuk organik jumlahnya terbatas, maka pemberiannya cukup pada jarak 60 x 60 cm. Pupuk organik, pasir dan tanah dicampur merata. Pupuk organik selain menggemburkan tanah juga dapat menambah unsur hara. Pupuk organik yang diberikan sebaiknya sudah matang atau sudah menjadi tanah. Pupuk yang mentah biasanya masih panas sehingga dapat menyebabkan tanaman cabe menjadi layu dan mati.

3. Pembuatan Bedengan

Bedengan dapat dibuat dengan ukuran lebar sekitar 90, 100 atau 125 cm dengan melihat kondisi tanah. Tinggi bedengan sekitar 20-30 cm , tergantung keadaan lahan , kalau lahan sering tergenang air pada waktu musim hujan maka bedengan dipertinggi. Jarak antar bedengan sekitar 40-5- cm atau dapat dipersempit menjadi 30-35 cm.

4. Pemupukan Dasar

Pada waktu menanam cabe , tanah harus tersedia unsur hara yang cukup, maka bedengan yang telah dipersiapkan dapat diberi pupuk organik berupa pupuk kandang yang sudah matang.
pupuk pemupukan
Mahasiswi sedang melakukan pemupukan dasar
Pupuk tersebut dapat disebarkan ke seluruh permukaan bedengan atau hanya ditempat tanaman cabe akan ditanam. Selain itu dapat ditambahkan pula pupuk SP 36 100 kg perhektar untuk menambah unsur P sedangkan pupuk lainnya dapat diberikan kemudian.

5. Penanaman

Bibit cabe dapat dipindahkan setelah tumbuh setinggi kira-kira 15 cm di pesemaian. Penanaman dilakukan dengan jarak tanam 60 x 90 cm.

Pada saat pengambilan semai di lapangan atau semai kotak dapat menggunakan solet yang ditusukan dengan cara miring dan diangkat keatas sehingga semai akan terangkat ke atas. Tempat yang akan ditanami semai dibuat lubang sedalam akar tunggang.

Setelah ditanam segera disiram dan diberi penutup pelepah pisang atau daun-daunan supaya tidak layu. 

Bila semai berasal dari kantung plastik, maka kantong plastik harus disobek lebih dulu pelan-pelan sehingga media tanahnya tidak pecah. Kalau media tanam pecah ada kemungkinan tanaman akan menjadi layu. Bila plastik tidak disobek lebih dulu , di kemudian hari akar akan melingkar tidak  dapat berkembang. Setelah bibit cabe ditanam sebaiknya segera disiram air untuk menjaga kelembaban dalam tanah dan kelembaban tanaman.

6. Penyiraman, Drainase dan Mulsa

Tanaman cabe sebaiknya sering disiram terutama pada saat musim kemarau karena tanahnya cepat kering.

Tanaman yang terlalu lama kekeringan maka pertumbuhannya akan kerdil . Untuk menghindari kekeringan dapat menggunakan mulsa dari dedaunan maupun dari jerami padi, Mulsa dari daun lama kelamaan akan menjadi pupuk organik sehingga menambah kesuburan tanah.
di siram
Penyiraman bibit

Jika menanam cabe pada musim hujan diusahakan jangan sampai tergenang air. Bila tanaman cabe terlalu lama tergenang air, akar-akarnya dapat menjadi busuk, daun mudah rontok dan akhirnya tanaman mati.

7. Penyiangan

Bila di lahan banyak gulma maka harus segera disiangi agar tidak menjadi pesaing bagi tanaman cabai untuk mendapatkan unsur hara. Jika dalam jangka waktu lama gulma tidak segera disiangi, tanaman cabe akan menjadi kurus dan kerdil.

Namun pencabutan gulma perlu dilakukan hati-hati agar tidak merusak tanaman cabenya. Untuk mengurangi munculnya gulma dapat juga menggunakan herbisida sebelum bibit cabe ditanam.

8. Penggemburan

Tanah yang terlalu padat harus digemburkan dengan cara dicangkul (didangir) . Tanah yang gembur peredaran udaranya menjadi lebih baik, sehingga perakaran menjadi lebih sehat.
tanah di gemburkan
Penggemburan tanah

Pada waktu menggemburkan tanah harus hati-hati, jangan terlalu dalam sebab jika terlalu dalam dapat merusak perakaran. Akar yang luka atau putus juga mudah terkena infeksi sehingga tanaman menjadi sakit dan mati.

9. Pemupukan

Tanaman cabe yang telah ditanam sekitar satu minggu dapat segera dipupuk dengan pupuk N, K atau campuran urea dan KCl sebanyak 2 gram setiap tanaman. Pupuk SP 36 tidak perlu diberikan lagi karena sudah diberikan sebelum penanaman sebagai pupuk dasar.

Pada waktu melakukan pemupukan tidak boleh mengenai batang karena akan merusak batang. Pada waktu tanaman berumur 2-3 minggu dipupuk lagi sebanyak 5 gram per pohon. Penggunaan pupuk daun maupun zat perangsang tumbuhan dapat diberikan sesuai dosis anjuran dalam label kemasan.


10. Pengendalian Hama dan Penyakit

Tanaman cabe banyak diserang hama seperti thrips, kutu daun, lalat buah dan lainnya , serta penyakit seperti antraknosa, layu bakteri, layu fusarium, bercak daun cercospora, busuk buah , daun keriting. Adapun bberapa gejala dan  engendaliannya sebagai berikut :
hama di kendalikan
Pengendalian hama dengan insektisida

a. Kutu daun Aphis gossypii

Kutu daun terdapat dimana-mana dan makan segala macam tanaman. Kutu daun menyerang daun yang masih muda dan tunas muda. Daun muda yang dihisap , pertumbuhan tidak normal, kerdil berkerut dan keriting. Kutu apis ini dapat menularkan penyakit virus , daun menjadi kerinting . Pengendalian secara mekanik dapat dilakukan bila jumlah tanaman terserang sedikit yaitu dengan memijit menggunakan tangan. 

Sedangkan secara kimia dapat menggunakan insektisida dengan dosis sesuai anjuran. Atau dapat juga dilakukan pengendalian biologi dengan menggunakan predator seperti kumbang macan . Dapat pula menggunakan kertas aluminium yang dapat memantulkan sinar matahari ke balik (bawah ) daun tempat hama bersembunyi.

b. Thrips tabacci

Thrips menyerang hampir semua tanaman misal cabe, tomat, sayuran daun, kentang , tembakau dll. Thrips menghisap cairan pada permukaan daun dan bekasnya berwarna putih seperti perak. Bila serangan hebat akan terda[at banyak bercak dan warna daun menjadi putih. 

Daun yang diserang hama ini akan menggulung, bentuknya tidak normal dan menjadi keriting. Karena thrips menjadi vektor virus, maka seringkali kelihatan ada mosaik pada daun yang diserang hingga pertumbuhan menjadi kerdil, daun sempit mengecil dan keriting. 

Thrips pada umumnya bersembunyi dibalik daun sambil menghisap cairan. Pengendalian secara mekanik dapat dilakukan bila jumlah tanaman terserang sedikit yaitu dengan memijit menggunakan tangan. Sedangkan secara kimia dapat menggunakan insektisida dengan dosis sesuai anjuran. 

Atau dapat juga dilakukan pengendalian biologi dengan menggunakan predator seperti kumbang macan . Dapat pula menggunakan kertas aluminium yang dapat memantulkan sinar matahari ke balik (bawah ) daun tempat hama bersembunyi.

c. Lalat buah Dacus dorsalis

Buah cabe yang diserang lalat ini bentuknya menjadi kurang menarik dan ada benjolan. Buah cabe akhirnya terkena cendawan sehingga menjadi busuk . Buah cabe yang terserang sering dikira terserang penyakit. Untuk membuktikannya sebaiknya buah dibelah dan bila terdapat larva kecil putih berarti diserang lalat buah. Pengendalian dengan menggunakan sex pheromon seperti metil eugenol untuk memikat lalat jantan. Kalau lalat jantan berkurang maka keturunannya juga akan berkurang.
cabe rawit mahal
Buah cabe rawit

d. Antraknosa

Penyebabnya adalah cendawan Colletotrichum capsicci yang tersebar dimana ada pertanaman cabe. Penyakit ini bisa timbul di lapangan atau pada buah yang sudah dipanen. Mula –mula pada buah yang sudah masak terdapat bercak kecil cekung kebasahan yang berkembang sangat cepat dan terdapat jaringan cendawan berwarna hitam. Buah berubah menjadi busuk lunak, berwarna merah kemudian menjadi coklat muda seperti jerami. Pengendalian dapat dilakukan dengan cara biji didesinfiksi menggunakan thiram 0,2 % (Benlate), dan jangan menanam biji dari buah yang sakit serta dapat menggunakan fungisida berbahan aktif mankozeb, propineb dan zineb.

e. Daun keriting chilli

Daun cabe yang terserang menjadi keriting dan warnanya menguning, bila serangan hebat pertumbuhan menjadi kerdil. Tanaman cabe yang terserang ruas-ruasnya menjadi pendek, daun menjadi kecil dan tepi daun melengkung ke atas. Penyakit ini banyak menyerang di musim kemarau.Cabe yang telah terserang tanaman ini harus dicabut dan dibakar, gulma harus dibersihkan dan dapat diberikan insektisida sistemik secara rutin dengan dosis anjuran sebelum tanaman terserang.

11.  Pasca Panen

Tanaman cabe rawit dapat dipanen setelah berumur 2,5-3 bulan sesudah disemai. Panenan berikutnya dapat dilakukan 1-2 minggu tergantung dari kesehatan dan kesuburan tanaman. Untuk tanaman cabe rawit bila dirawat dengan baik dapat mencapai umur 1-2 tahun, apabila selalu diadakan pemangkasan dan pemupukan kembali setelah tanaman dipanen. Pemupukan kembali dapat memberikan pupuk. Cabe yang disimpan dengan suhu sekitar 4 o C dengan kelembaban 95-98 % dapat tahan sekitar 4 minggu dan pada 10 o C masih dalam keadaan baik sampai 16 hari.
cabe rawit panen
Panen Cabe rawit joss

a. Pengeringan

Pengawetan dalam keadaan segar waktunya tidak akan lama, tetapi kalu dikeringkan waktu simpan bisa lama. Cabe yang akan dikeringkan harus dipilih yng berkualitas baik, tangkai dibuang dan kemudian cabe dicuci bersih. Kemudian dimasukkan dalam air panas beberapa menit, lalu didinginkan dengan cara dicelupkan dalam air dingin. 

Selanjutnya ditiriskan di atas anyaman bambu atau kawat kasa sehingga airnya keluar semua. Kemudian dijemur pada panas matahari sampai kering, biasanya kurang lebih selama satu minggu. Diletakkan pada wadah yang dibuat dari bambu atau kardus. 

Ukuran wadah sebaiknya tidak terlalu besar yaitu antara 10 x 25 x 25 cm sampai 35 x 50 x 40 cm. Setiap sisi wadah diberi lubang dengan garis tengah 1 cm dan jarak antar lubang 10 cm.

Demikian artikel budidaya cabe rawit setan yang bisa dimuat disini, terimakasih telah berkunjung dan membaca semoga bermanfaat. 
Rochman Seorang manusia muda yang masih harus belajar dari kehidupan yang naik turun, tetap berpikir positif, yakin dan aktif.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel